Selingkuh Itu Sakit

Pernah selingkuh…?

Pernah diselingkuhin…?

Setelah bertapa se-jam-an di wc, aq kepikiran untuk mengungkit tema perselingkuhan di blog narsis ini.  Ada tiga pihak yang berada dalam lingkaran ‘perselingkuhan’. Siapa sajakah mereka..?

Pelaku a.k.a Peselingkuh

Inilah pihak utama perselingkuhan karena ibaratnya dalam sebuah film, si Peselingkuh adalah bintang utama. Si Peselingkuh bisa jadi berstatus Pacar atau Suami/Istri. Berdasarkan penelitian yang boleh dipercaya boleh tidak *mending percaya dehh,,dari berbagai sumber niyh…*, pihak ini melakukan perselingkuhan dengan berbagai alasan, diantaranya : Jenuh/bosan dan godaan (dari pihak penggoda). Alasan pertama lebih banyak dipakai karena ‘mungkin’ si Peselingkuh terjebak dalam rutinitas ‘biasa’ bersama pasangan aslinya. Alasan kedua, kalo aq bilang siyh, si Peselingkuh adalah orang yang gak kuat iman dan gak menghargai apa yang sudah menjadi dimilikinya.

Korban a.k.a Yang Diselingkuhin

Pihak ini bisa jadi seorang suami/istri atau pacar. Kalau dalam lingkup Pasutri, keluarga (anak-anak) ikut jadi korban. Sungguh kasihan orang yang berada di pihak ini, apalagi dalam konteks pasutri. Kalo pacar siyh, mentok-mentok si pacar yang diselingkuhin cuma bisa mengutuk si peselingkuh dan tenggelam dalam lagunya Afgan – Sadis – *Semoga Tuhan membalas semua yang terjadi kepadaku, suatu saat nanti…*.

Penggoda a.k.a Selingkuhan

Kenapa namanya penggoda? Karena mereka hadir diantara hubungan orang lain, sebagai sosok seseorang yang lebih menarik dan lebih memikat *dan lebih menggoda tentunya*. Mereka ini juga disebut pihak ketiga. Kalau si penggoda tidak tahu bahwa dirinya menjadi selingkuhan orang, gak masalah. Parahnya kalau ada orang yang tau bahwa dia ‘sedang’ merusak hubungan orang laen, dan dia menikmatinya. OMG!

Sebenarnya, membahas masalah perselingkuhan itu sulit-sulit-selulit karena yang dibahas adalah perasaan, isi hati manusia yang mana kata orang -‘gak bisa ditebak’- termasuk oleh si pemilik hati sendiri. Walo berbusa-busa ngomongin kesetiaan dan perselingkuhan, Kita gak pernah tau apa yang terjadi mengenai ‘kesetiaan’ kita. Sekarang bisa jadi Kita berpikir bahwa Kita adalah orang suci, bersih yang sangat menentang perselingkuhan. Tapi bisa jadi, di kemudian hari Kita adalah pelaku perselingkuhan itu sendiri.

Seorang temanku pernah diselingkuhin oleh pacar yang udah lama banget dipacarinnya, dengan alasan ‘jarak jauh’. Kita-kita aja udah mengira-ngira bahwa hubungan mereka akan berlanjut ke pernikahan. Apa daya, namanya juga pacaran, walau katanya udah berkomitmen, tapi ‘baru sekedar’ komitmen untuk dirinya dan pacarnya. Kalo dalam konteks Pasutri, perselingkuhan itu benar-benar parah deh. Si Peselingkuh bisa jadi adalah suami atau istri *yaaa,,siapa lagi?* Gawat sekali ini. Perselingkuhan yang bisa menyebabkan perceraian *dan biasanya bercerai secara tidak baik-baik*, putusnya hubungan dua keluarga besar, anak-anak jadi rebutan, dan laen laen lah. Dan biasanya perselingkuhan ini disebabkan oleh suami/istri yang termasuk dalam peselingkuh penyebab kedua.

Aq jadi ingat pernah  nonton GoldenWays-nya Mario Teguh, temanya The power of Love *hare gene ngomongin cinta..??*. Waktu itu gak sengaja ganti chanel tipi, trus coba liatin acara itu, ternyata oke juga. Kata MarioTeguh, banyak orang *terutama wanita* terjebak dalam ikatan (pernikahan) tapi tidak ada lagi cinta dalam ikatan itu. Padahal seharusnya, qta harus menghargai pria/wanita yang telah bersedia hidup menua bersama qta *sebenarnya masih banyak kalimat-kalimat dahsyat lainnya, tapi lupa*. Mungkin, kalo pasangan2 itu meresapi kata-kata Mario Teguh, si Peselingkuh harusnya berpikir 100 kali sebelum melakukan perselingkuhan.

Bukan menggurui, hanya berbagi…